Minggu, 27 November 2016

CATUR YUGA


 

Om Swasti Aastu ....

 

Dalam ajaran agama Hindu, Yuga  atau 1 Mahayuga adalah suatu siklus perkembangan zaman yang terjadi di muka bumi, yang terbagi menjadi empat zaman, yaitu Satyayuga atau Kerta Yuga, TretayugaDwaparayuga, dan Kaliyuga. Menurut ajaran Hindu, keempat zaman tersebut membentuk suatu siklus, sama seperti siklus empat musim. Siklus tersebut diawali dengan Satyayuga, menuju Kaliyuga. Setelah Kaliyuga berakhir, dimulailah Satyayuga yang baru. Perubahan zaman dari Satyayuga (zaman keemasan) menuju Kaliyuga (zaman kegelapan) merupakan kenyataan bahwa ajaran kebenaran dan kesadaran sebagai umat beragama lambat laun akan berkurang, seiring bertambahnya umat manusia dan perubahan zaman. Di mana pada akhirnya manusia akan merasa bahwa di suatu masa yang sudah tua, ketika bumi renta, ketika kerusakan moral dan pergeseran budaya sudah bertambah parah, maka sudah saatnya untuk kiamat.

 

Jika diibaratkan seperti Lembu Dharma (simbol perkembangan moralitas), keempat siklus Yuga (Caturyuga) seperti lembu yang berdiri dengan empat kakinya, di mana setiap zaman berganti, kaki lembu juga ikut berkurang satu, simbol moralitas yang berkurang setiap zaman. Zaman Satyayuga seperti lembu yang berdiri dengan empat kaki, moralitas mantap. Sedangkan zaman Tretayuga seperti lembu yang berdiri dengan tiga kaki. Masa Dwaparayuga dengan dua kaki, dan masa Kali Yuga hanya dengan satu kaki. Pada zaman itu, moralitas tidak bisa berdiri lagi dengan mantap.

 

Pada masa Satyayuga, kesadaran umat manusia akan Dharma (kebenaran, kebajikan, kejujuran) sangat tinggi. Budaya manusia sangat luhur. Moral manusia tidak rusak. Kebenaran sangat dijunjung tinggi sebagai aturan hidup. Hampir tidak ada kejahatan dan tindakan yang melanggar aturan. Maka dari itu, zaman tersebut disebut juga ‘zaman keemasan’.

Masa Tretayuga merupakan zaman kerohanian. Sifat-sifat kerohanian sangat jelas tampak. Agama menjadi dasar hidup. Meskipun begitu, orang-orang mulai berbuat dosa dan penjahat-penjahat mulai bermunculan. Pada zaman ini, seseorang yang pandai, memiliki pengetahuan dan wawasan luas, serta ahli filsafat akan sangat dihormati.

Pada masa Dwaparayuga, manusia mulai bertindak rasional. Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan kebohongan mulai tampak. Yang diutamakan pada zaman ini adalah pelaksanaan ritual. Asalkan mampu melaksanakan upacara, maka seseorang akan dihormati. Akhir zaman Dwapara dimulai ketika Kresna meninggal, setelah itu dunia memulai zaman terakhir, Kali Yuga.

Zaman terakhir, Kaliyuga, merupakan zaman kehancuran. Banyak manusia mulai melupakan Tuhan. Banyak moral manusia yang rusak parah. Kaum pria banyak berkuasa dan wanita dianggap sebagai objek pemikat nafsu mereka. Banyak siswa berani melawan gurunya. Banyak orang-orang yang mencari nafkah dengan tidak jujur. Dan banyak lagi kepalsuan, kebohongan, kejahatan, dan tindak kekerasan. Pada zaman ini, uang yang paling berkuasa. Hukum dan jabatan mampu dibeli dengan uang.

Sesuai dengan karakter pada masing-masing zaman, terdapat hal-hal yang diutamakan, yakni:

Dhyana (bermeditasi, mengheningkan pikiran) pada Satyayuga. Pada masa itu, pelaksanaan meditasi dan memusatkan pikiran kepada Tuhan yang paling diutamakan dan orang yang melaksanakannya akan dipuji-puji dan dihormati.

Jnyana (belajar, memiliki pengetahuan) pada Tretayuga. Pada masa itu, pengetahuan yang diutamakan dan pendidikan mendapat perhatian penuh pada masa itu. Orang-orang yang pandai dan terpelajar akan diistimewakan dan sangat dihormati pada masa itu.

Yajnya (mengadakan ritual) pada Dwaparayuga. Pada zaman tersebut, pelaksanaan ritual yang diutamakan. Asalkan seseorang melaksanakan ritual maka ia akan dihormati, tidak peduli kaya atau miskin, baik atau jahat.

Dana (memiliki uang, memberi kekayaan) pada Kaliyuga. Pada zaman itu, uang dan kekayaan yang paling diuatamakan. Asalkan seseorang memiliki kekayaan, maka ia akan dihormati dan berkuasa. Budi pekerti tidak lagi dihiraukan, malah orang yang pandai akan menjadi bahan ejekan. Pada masa itu, dengan uang seseorang dapat membeli kehormatan.

 

Trus Apa Hubungannya Dengan Kiamat ??

 

Apa sih hari kiamat ?


Yaitu hari ketika Tuhan menghancurkan seluruh alam semesta ini.
Mengapa Tuhan menghancurkan alam semesta ciptaannya?
Karena dosa-dosa manusia, lalu Tuhan marah besar dan menghancurkan alam semesta ini.
Kan tidak mungkin semua manusia berbuat dosa. Paling hanya bagian terkecil saja yang berbuat dosa, sebagian besar manusia berbuat baik. Lagi pula kan manusia hanya menghuni bumi ini, salah satu planet kecil dalam alam semesta. Mengapa Tuhan menghancurkan bumi saja, mengapa Dia menghancurkan seluruh alam semesta yang demikian luas, dengan berbagai planetnya?

Di dalam agama Hindu dikenal adanya pralaya atau mahapralaya. Tetapi itu terjadi bukan karena Tuhan marah, tetapi karena bumi atau alam semesta ini mengikuiti hukum alam yang disebut “Rta”. Jadi semua ciptaan, termasuk alam semesta, akan mengalami kelahiran perkembangan dan akhirnya kematian.


Pralaya ( Sansekerta ), di kosmologi Hindu , adalah istilah aeonic untuk Pembubaran , yang menentukan periode waktu yang berbeda selama situasi kegiatan non berlanjut, sesuai format atau konteks yang berbeda. Kata Mahapralaya singkatan besar Pembubaran . Selama setiap pralaya, lebih rendah sepuluh alam ( loka ) dihancurkan,  sementara yang lebih tinggi empat alam, termasuk Satya-loka , Tapa-loka, Jana-loka, dan Mahar-loka yang diawetkan. Selama setiap Mahapralaya, ke-14 alam hancur.

Dalam Samkhya filsafat, salah satu dari enam sekolah klasik filsafat India , Pralaya berarti "non-eksistensi, keadaan materi dicapai ketika ketiga guna (prinsip materi) dalam keseimbangan sempurna. Kata pra-laya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti 'pembubaran' atau dengan ekstensi 'reabsorpsi, penghancuran, pemusnahan atau kematian'.

 

Om Santhi santhi santhi Om

Tidak ada komentar:

Posting Komentar