Kamis, 24 November 2016

HINDU ANSWER !!



1 . Tuhan adalah Dewa?

Teman (T) : Orang Hindu menyembah banyak Dewa, ya ? Hindu Politeis.

Anak Hindu (AH) : Di dalam Weda ada kalimat terkenal yang menyatakan sbb: “Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti, “ artinya “ Tuhan itu satu, tetapi orang bijaksana (para maharsi) menyebutkan dengan berbagai nama. Pernyataan di dalam Weda ini sudah ada jauh sebelum lahirnya agama Kristen dan Islam.

(T) : Jadi Hindu juga menganut monoteisme?

(AH) : TIDAK!! Monoteisme adalah paham tentang satu Tuhan yang memiliki bentuk dan sifat seperti manusia, antara lain cemburu, benci, marah dan dendam dan bermukim jauh di surga atau di langit ketujuh. Sedangkan Tuhan di dalam pengertian Hindu, ada di mana-mana, di dalam dan diluar ciptaan. Wyapi wyapaka.

(T) : Jadi Tuhan ada di dalam bumi, di dalam pohon-pohon, dan manusia? Bagaimana bisa? Bukankah itu menyekutukan Tuhan?


(AH) : Tuhan di dalam paham Hindu, adalah maha ada, Mahatakterbatas. Artinya dia ada di mana-mana, keberadan manusia, pohon-pohon, batu-batuan dan lain-lain, tidak dapat membatasi atas menghalangi keberadaan Tuhan.

(T) : Kok bisaa?

(AH) : Tuhan itu bersifat rohani, bukan jasmani atau materi seperti manusia atau alam. Di dalam kitab suci Hindu diandaikan Tuhan seperti api yang ada di dalam setiap kayu yang terbakar. Atau seperti lisitrik yang menghidupkan dan menggerakkan semua alat-alat elektronik yang ada di dalam materi?

(T) : Bila Tuhan ada di dalam ciptaan, apakah dia tidak kotor, karena ada di dalam ,materi?
(AH) : Mutiara sekalipun diletakkan di tempat sampah atau dilumpur, tetap saja mutiara. Matahari menerangi semua tempat, termasuk tempat kotor, tidak dipengaruhi oleh kekotoran tempat itu. Apalagi Tuhan yang menciptakan dan lebih suci dari matahari itu.
(T) : Tapi kan monoteisme lebih baik?
(AH) : Kata siapa? Tuhan monoteisme kan berpihak pada satu kelompok pemeluk agama saja. Tuhan menurut agama Hindu tidak berpihak. Karna dia ada dimana-mana, ada dalam setiap ciptaan, tidak mungkin dia hanya menjadi TUhan bagi sekelompok orang apalagi memusuhi kelompok lainnya. Tuhan menurut agama Hindu, adalah Tuhan bagi seluruh alam semesta, seluruh manusia yang dia ciptakan. Kalau dia hanya menjadi Tuhan untuk satu kelompok orang, mengapa dia menciptakan seluruh manusia? Monoteisme bukanlah Tuhan bagi seluruh manusia. Monotheisme mirip kepala suku. Karena hanya kepala suku yang berpihak kepada sekelompok orang, sukunya, dan memiliki musuh. Sementara Tuhan alam semesta pasti tidak memiliki musuh
.
(T) : Bila bukan monoteisme lalu paham ketuhanan-mu disebut apa?
(AH) : Paham ketuhanan Hindu ini dalam istilah filsafat Barat disebut panteisme. Pan artinya semuanya, teis artinya Tuhan. Jadi panteisme artinya Tuhan yang satu itu adalah semuanya. Satu menjadi banyak. Monoteisme dengan Tuhan pemcemburu yang hanya berpihak kepada satu kelompok orang sering menimbulkan konflik dan perang.

(T) : Lalu Dewa itu apa?

(AH) : Kata Dewa dalam bahasa Sansekerta memiliki banyak arti. * Antara lain “ yang memberi”. Tuhan adalah Dewa karena dia memberi seluruh dunia.Orang terpelajar yang memberikan ilmu pengetahuan kepada sesama manusia adalah Dewa (Vidvamso hi devah). MAtahari, bulan dan bintang-bintang di langit adalah para Dewa karena merekkan memberi cahaya kepada semua ciptaan. Ayah dan Ibu dan pembimbing spiritual adalah juga para Dewa. Bahkan seorang tamu juga adalah Dewa. Maka Dewa kemudian berarti cahaya. Kalau diandaikan matahari adalah Tuhan sinarnya yang tak terhitung jumlahnya itu adalah para Dewa. Jadi para Dewa itu sebenarnya adalah nama-nama Tuhan di dalam fungsinya yang terbatas. Misalnya Brahma adalah nama TUhan dalam fungsinya sebagai pencipta. Wisnu adalah nama Tuhan dalam fungsinya sebagai pemelihara. Dan Siwa adalah nama Tuhan dalam fungsinya sebaga pemrelina/pelebur.

(T) : Siva itu Dewa perusak ya?

(AH) : Bukan perusak tapi pemrelina. Semua yg ada di dunia ini tunduk pada hukum alam yang dalam agama Hindu disebut “RTA”, yaitu, hukum, tumbuh, tambah, musnah. Atau lahir tumbuh berkembang menjadi tua lalu mati. Manusia, binatang, dan tumbuhan mengalami hal itu. Jika isi alam ini semuanya hanya lahir berkembang dan tidak pernah mati, pastilah alam ini akan penuh. Dan karena itu tidak ada ciptaan baru. Nah proses kematian itulah yang disebut premlina. Contoh lain, perhiasaan lama yang dibuat dari emas dilebur, emas itu dibentuk menjadi perhiasaan baru. Proses peleburan itu disebut juga premlina, itulah fungsi Siva.

Hindu menjawab (Tuhan orang Hindu banyak? )

Pertanyaan yang sangat sering saya dengar dari teman-teman saya selama berada didalam dan luar indonesia adalah; Kamu memuja dewa siapa? Dewa itu lebih perkasa dan lebih hebat dari dewa yang lain ya?
Pertanyaan menggelitik tapi juga tidak dapat disalahkan begitu saja karena memang pada kenyataannya dalam filsafat Vedanta dikenal dengan adanya 33 juta dewa. Wooow…. Banyak banget ya?

Mungkin anda sebagai umat Hindu juga belum mengetahui tentang hal ini. Mungkin anda selama ini menjelaskan bahwa dewa-dewa itu adalah nama lain dari Tuhan sesuai dengan tugas yang diemban beliau saat itu. Orang tua dan guru kita selama ini menjelaskan dengan sangat meyakinkan sekali kalau Tuhan disebut Siva saat beliau menjalankan Tugasnya sebagai pelebur, disebut Brahma saat beliau menjalankan tugasnya sebagai pencipta, sebagai Visnu saat menjalankan tugasnya sebagai pemelihara. Apakah benar seperti itu? Adakah sloka-sloka Veda yang mendukung pernyataan-pernyataan indah tersebut?
Jadi ada baiknya kita mengkaji lebih dalam dan mengambil sisi positif dari pertanyaan umat lain yang memojokkan tentang banyaknya “Tuhan” yang dipuja umat Hindu.

Mari kita tengok dan pelajari sekali lagi sloka demi sloka yang berkenaan dengan dewa dan Tuhan.

1. Rg.Veda X. 129.6 “Setelah diciptakan alam semesta dijadikanlah Dewa-dewa itu“
Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dewa-dewa diciptakan setelah alam semesta material tercipta

2. Manawa Dharmasastra 1. 22 “Tuhan yang menciptakan tingkatan Dewa-Dewa yang memiliki sifat hidup dan sifat gerak“

3. Bagavad gita 9,23 “Orang orang yang menyembah dewa dewa dg penuh keyakinan sesungguhnya hanya menyembahku, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang keliru , hai putra Kunti“

4. Bhagavad gita 9.25 ” Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan di antara para dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke planet leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah-tengah mahluk-mahluk seperti itu dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku“

Dari sloka ini dapat kita simpulkan bahwa dewa berasal dari Tuhan. Dewa adalah manifestasi yang mengemban misi-misi / tugas tertentu.

Jika kita cermati cara sembahyang umat Hindu khususnya di Bali, maka dibedakan menjadi beberapa macam;

1. Mencakupkan tangan yang diletakkan di atas ubun-ubun untuk memuja Tuhan
2. Mencakupkan tangan di depan kening untuk menghormati para dewa dan leluhur
3. Mencakupkan tangan di depan dada dan mengucapkan om swastiastu sebagai tanda hormat terhadap sesama manusia (greeting)
4. Mencakupkan tangan di dada tapi dengan ujung jari menghadap ke bawah untuk penghormatan pada buta kala/magluk halus yang biasanya diterapkan pada saat upacara pecaruan.

Jadi dari sini sudah sangat jelas bahwa leluhur kita sudah mengajarkan bahwa Hindu memuja 1 Tuhan, menghormati para dewa, leluhur serta semua mahluk hidup ciptaan Tuhan

Ingat walaupun kita sering disebut makhluk yang mulia sudah memiliki sabda, bayu dan idep tetapi kita tidak boleh bertinggi hati, kita hidup ini berdampingan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam, kita tidak mungkin bisa hidup sendiri bukan? makanya sering dalam Hindu di Bali mengenal Tri Hita Karana. Ap itu Tri Hita Karana ?

Konsep Tri Hita Karana
Tri hita karana adalah tiga sumber yang mendatangkan keselamatan atau kebaikan (Ragam Istilah Hindu, Tim Bali Age, 2011:) yakni hubungan baik antara manusia dengan Tuhan (parahyangan), antara manusia dengan manusia (pawongan), antara manusia dengan lingkungan (palemahan). Perpaduan ketiga aspek keseimbangan merupakan sistem keharmonisan hidup (lahir dan batin). Tri hita karana didasarkan pada keyakinan bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan, dipelihara dan dipralina (dilebur) oleh Tuhan sebagai Tri Murti (Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa) yang mempunyai kekuatan Tri Kona yakni upeti (penciptaan) oleh dewa Brahma, setiti (pemelihara) oleh Dewa Wisnu, dan pralina (pelebur) oleh dewa Siwa. Siklus lahir (upeti), hidup (setiti), dan pralina (mati) terus berjalan (reinkarnasi/punarbawa) hingga ciptaan kembali menyatu dengan penciptanya. Berbagai konsep lain yang mendukung tri hita karana antara lain: Catur Marga/Yoga, Dewata Nawa Sanga, Dewi-Dewi sebagai sakti dari Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa (seperti Dewi Saraswati, Dewi Uma/Sri, dan Dewi Parwati), Panca Sarada (kepercayaan terhadap Tuhan, atman, karma pala, samsara, dan moksa), tiga kerangka dasar masyarakat Bali Hindu (tatwa, susila, upakara), Tat wam Asi, Tri Kaya Parisuda, dan Catur Purusartha. Sukardana (2010) lebih jauh menjabarkan keterkaitan ketiga kerangka dasar tersebut terhadap hampir semua konsep penataan kehidupan masyarakat Bali Hindu.

Penerapan Tri Hita Karana.
Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan umat Hindu sebagai berikut
Hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang diwujudkan dengan Dewa yadnya.
Hubungan manusia dengan alam lingkungannya yang diwujudkan dengan Bhuta yadnya.
Hubungan antara manusia dengan sesamanya diwujudkan dengan Pitra, Resi, Manusia Yadnya.

TRI HITA KARANA

Tri Hita Karana terdiri dari :
Parahyangan
Pawongan
Palemahan
1. Parhyangan
Parahyangan adalah hubungan harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa / Brahman sang pencipta / Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai Umat beragama atas dasar konsep theology yang diyakininya khususnya Umat Hindu yang pertama harus dilakukan adalah bagaimana berusaha untuk berhubungan dengan Sang Pencipta melalui kerja keras sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Untuk hal ini ditempuh dengan Catur Marga yaitu empat jalan menuju Sang Pencipta yakni :
Karma Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong Umat untuk berbuat semaksimal mungkin untuk kepentingan orang banyak atau dirinya sendiri berada dalam lingkungan itu. Apa yang dikerjakannya tersebut di landasi dengan rasa tulus iklas dan tanpa pamrih. Yang dapat diperbuat dan mempunyai nilai spiritual yang tinggi adalah membangun dan membantu pembangunan tempat-tempat ibadah baik melalui memberikan dana punya ( memberikan sumbangan berupa uang atau bahan-bahan bangunan ), sehingga dapat memperlancar kegiatan pembangunan tempat-tempat ibadah tersebut dan terwujud dengan baik serta dapat dimanfaatkan sebagai mana mestinya oleh Umat beragama untuk kegiatan Keagamaan.

Bhakti Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong Umat untuk tulus iklas mengabdi atas dasar kesadaran pengabdian, yang dimaksudkan disini adalah selain berbhakti kepada Hyang Widi Wasa (Tuhan) juga mengabdi untuk kepentingan masyarakat, Bangsa, dan Negara.
Jnana Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong umat untuk yang mempunyai kemampuan pemikiran – pemikiran yang cemerlang dan positif untuk disumbangkan secara sukarela dan tanpa imbalan untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
Raja Yoga Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong umat untuk selalu menghubungkan diri dengan Tuhan melalui kegiatan sembahyang, tapa ( mengikuti untuk tidak melanggar larangan/ pantangan ), brata ( mengendalikan diri ) dan semadi ( selalu menghubungkan diri dengan berpasrah diri kepada Tuhan melalui berjapa/jikir ).
2. Pawongan
Pawongan adalah hubungan harmonis antara sesama umat manusia. Dalam hal ini ditekankan agar sesama umat beragama untuk selalu mengadakan komunikasi dan hubungan yang harmonis melalui kegiatan Sima Krama Dharma Santhi / silahturahmi. Dan kegiatan ini dipandang penting dan strategis mengingat bahwa umat manusia selalu hidup berdampingan dan tidak bisa hidup sendirian. Oleh karena itu tali persahabatan dan persaudaraan harus tetap terjalin dengan baik.
3. Palemahan
Palemahan adalah hubungan harmonis antara umat manusia dengan alam lingkungannya. Ajaran ini menekankan kepada umat manusia untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar, sehingga terwujud keharmonisan alam dan tetap terjaganya keseimbangan ekosistem. Untuk mewujudkan keharmonisan dengan alam lingkungan, bentuk-bentuk nyata yang dapat dipedomani dan dilaksanakan khususnya bagi Umat Hindu adalah melalui pengamalan makna Tumpek Uduh, Tumpek Kandang dan Caru ( Bhuta Yajna ) dengan berbagai tingkatannya. Semuanya itu merupakan suatu tatanan yang mendasar serta mengandung konsep – konsep keseimbangan yang pada intinya memberikan dorongan untuk menumbuh kembangkan rasa cinta kasih kepada sesama dan alam lingkungan.
Tri Hita Karana dan Tat Twam Asi adalah ajaran yang merupakan suatu konsep untuk menciptakan keharmonisan hubungan yang meliputi hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan sesama umat manusia dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya

2. Setan, musuh yang tak dpt dikalahkan Tuhan atau sekutunya?

(T) : Apakah dalam agama Hindu ada setan?
(AH) : Tidak Jika Tuhan mahakuasa mengapa Dia membiarkan setan ada?

(T) : Tuhan memang menciptakan setan untuk menggoda manusia.
(AH) : Mengapa?

(T) : Agar manusia selalu ingat akan Tuhan, dan meminta perlindungan kepada Tuhan.
(AH) : Kalau benar begitu, bukankah Tuhan dapat dianggap bersekutu dengan setan untuk mencelakakan manusia? Mirip seperti keamanan pasar yang korupsi bersekutu dengan preman/penjahat untuk menakut-nakuti para pedagang, agar para pedagang terus meminta perlindungan kepada keamanan, tentu saja dengan membayar uang keamanan
.
(T) : Jadi kalau manusia berbuat dosa disebabkan karena apa?
(AH) : Itu karena ketidaktahuan (avidya). Karena ketidak tahuan manusia memilih melakukan tindakan yang salah. Kalau manusia memiliki pengetahuan (vidya) dia akan menjadi orang yang bijaksana, dan orang bijak tidak akan mungkin melakukan dosa

(T) : Tetapi bukankah di dalam agama Hindu juga diajarkan adanya musuh-musuh?
(AH) : Ya, tetapi musuh-musuh yang ada di dalam diri manusia sendiri, seperti sifat sombong, angkuh, serakah,suka marah, iri benci, suka dengan kekerasaan dan semacam itu. Kami tidak diajarkan untuk memusuhi orang / kelompok lain berdasarkan ras, suku maupun agama. Semua orang apapun keyakinan, suku, bangsa atau ideologinya, adalah satu keluarga. Ini disebut vasudaiva kutumbakam.

(T) : Bukankah di dalam agama-mu ada butakala, yang ogoh-ogohnya diarak sehari sebelum Nyepi. Apakah itu tidak sama dengan setan?
(AH) : Butakala itu adalah mahluk yang tarafnya di bawah manusia, yang karena tidak memiliki akal, sering menjadi gangguan. Butakala bisa juga sebagai lambang manusia yang tidak memiliki pengetahuan / avidya, sering berbuat salah. Untuk mahluk-mahluk ini harus berusaha untuk meningkatkan harkat dan martabat mereka. Kalau dilihat secara arti katanya, buta itu adalah alam, kala adalah waktu. Jadi manusia harus memandang alam dan waktu bukan sebagai musuh tetapi sebagai sahabat agar hidup kita di dunia ini harmonis dan berguna.

3. KASTA

(T) : Apa sih kastamu?
(AH) : Aku tidak punya kasta!

(T) : bukankah didalam agama Hindu ada ajaran tentang kasta?
(AH) : Tidak! Kata “kasta” sendiri berasal dari bahasa portugis, perbedaan kelas berdasarkan keturunan. Di dalam setiap bangsa ada kelas bangsawan dan kelas rakyat biasa. Di dalam agama Hindu tidak ada kasta, yg ada adalah “warna” pengelompokan orang berdasarkan bakat and kemampuannya. Misalnya mereka mempunyai bakat atau kemampuan di bidang keagamaan disebut kaum brahmana, yamg mempunyai bakat dan kemampuan di bidang pemerintahan dan militer disebut ksatriya, yang mempunyai bakat di bidang usaha dan pertanian disebut waisya, yang mmpunyai kemampuan di bidang pelayanan disebut sudra.

(T) : Apakah anak seorang sudra bisa jadi brahmana?
(AH) : Mengapa tidak? Anak seorang pelayan, bisa jadi ahli dan bahkan guru Weda seperti didalam kisah Satyakama. Ia adalah anak Jabala, seorang perempuan pelayan warung. Tetapi karna tekad dan ketekunannya, Satyakama menjadi ahli Weda, bisa jadi professor, bisa jadi jenderal atau pengusaha atau pendeta. Demikian pula sebaliknya anak seorang pendeta bisa jadi pedagang, bisa jadi petani.

(T) : Apa itu hanya teori?
(AH) : Tidak. Di India modern seorang keturunan dalit, bisa menjadi perdana menteri atau presiden. Di dalam masyarakat Hindu di Indonesia, contoh-contoh seperti itu bukan satu pengecualian, artinya contohnya sudah tak terhitung lagi. Sebetulnya profesi / pekerjaan karena keturunan banyak segi positifnya.
(T) : Misalnya?
(AH) : Seorang tukang arloji yang mewarisi profesi atau bisnis keluarga yang telah dijalankan turun temurun, merupakan jaminan mutu, karena merupakan akumulasi dari keahlian. Itu sebabnya perusahaan-perusahaan keluarga sering mengiklankan pendirinya yang sudah hidup lebih dahulu. Tetapi untuk jabatan public memang tidak baik. Karena kalau perusahaan keluarga, resikonya hanya ditanggung oleh keluarga itu sendiri. Sedangkan jabatan public, resikonya ditanggung oleh masyarakat banyak.

(T) : Tetapi kan lebih banyak agama kami, karena kami tidak mengenal kelas.
(AH) : Di agama anda, kawan, ada pembagian orang beriman lawan orang kafir. Ini adalah penggolongan atau kelas yang jauh lebih berbahaya, karena ada perintah agar orang beriman menaklukan atau memusnahkan orang kafir. Dan ajaran ini telah membawa penderitaan bagi jutaan manusia sepanjang sejarah. Ini adalah apartheid agama. Bila apartheid politik di Afrika, berkat perjuangan Nelson Mandela, yg terinspirasi oleh metode perjuangan non-kekerasan oleh Mahatma Gandhi, ini justru masih dianggap suci (artinya tidak terdapat kekerasaan dan penyiksaaan)

4. Kafir dan penyembah berhala

(T) : Kamu orang Hidu kamu orang kafir
(AH) :Apaan sih artinya kafir?

(T) : Kafir artinya, orang yang tidak percaya atau tidak beriman kepada Tuhanku, nabiku dan kitab suciku. Orang kafir adalah musuh Allah.*
(AH) : Memang saya tidak percaya kepada Tuhanmu, nabimu dan kitab sucimu. Tapi saya percaya dgn Sang Hyang Widhi, percaya dgn Weda, percaya dengan para maharsi. Saya sembahyang agama saya memiliki ajaran etika dan moral yg baik. Tetapi sekalipun kamu tidak percaya kepada apa yang saya percayai saya tidak menyebut kamu kafir atau sebutan sehina itu.

(T) : Mengapa?
(AH) : Karena saya diajarkan untuk berfikir, berkata dan berbuat baik. Saya diajarkan agar tidak menghina orang lain, agar tidak merendahkan agama orang lain. Ajaran itu namanya Tri Kaya Parisuda. Apakah di agama-mu diajarkan Tri Kaya Parisuda? Kamu harus berhati-hati menuduh orang lain dengan sebutan merendahkan atau yang bernada kekerasan
.
(T) : Kenapa?

(AH) : Karena kata-kata yang mengandung kekerasaan atau kebencian, selangkah lagi bisa melahirkan tindakan kekerasan.

(T) : Kamu menyembah berhala . Memuja patung.
(AH) : Manusia adalah mahluk yang menggemari symbol. Negara kita dan lembaga – lembaga memiliki banyak symbol. Negara kita misalnya memiliki bendera yang berwarna merah dan putih yang kita hormati. Yang kita hormati bukan 2 lembar kain berwarna merah dan putih yang dijahit jadi bendera, tetapi negara kita yang disimbolkan oleh Sang Dwi Warna. Dan bendera merah putih ada di setiap kantor. Patung gambar atau pratima, adalah symbol, lambang. IA hanyalah symbol, lambang. Ia hanyalah alat bantu untuk konsentrasi.
Kamu kan juga sembahyang menghadap ka'bah, apakah itu berarti kamu menyembah ka'bah? Waktu naik haji kamu mencium-cium batu hitam (hajar aswad) yang ada lobang di tengah-tengahnya, apakah berarti kamu menyembah batu hitam itu? Di gereja juga ada lambang salib di mana tubuh Yesus yang sudah jadi mayat dipaku mengelayut. Bukankah ini lambang yang seram dan suram? Di gereja Katolik juga banyak
patung santo, orang suci dan Maria.

5. Agama Bumi dan Agama Langit

(T) : Kawan agamamu, adalah agama Bumi, sedangkan agamaku adalah agama samawi?

(AH) : Apa maksudnya agama bumi dan agama samawi
(T) : Agama Bumi / agama budaya, artinya kitab sucimu agamamu buatan manusia. Sedangkan agama samawi artinya kitab suci agamaku dibuat Tuhan Samawi artinya langit.
(AH) : Jadi kitab sucimu agamamu dicetak di langit?
(T) : Bukan dicetak dilangit. Tetapi isi kitab suci agamaku merupakan wahyu Tuhan yang bermukim di langit ke tujuh, disampaikan oleh malaikat kepada nabiku. (Menurut Kristen kitab suci itu ditulis oleh banyak pengarang yg mendapat inspirasi dari Tuhan).
(AH) : Kalau kitab suciku yang banyak jumlahnya itu diperoleh dengan 2 cara. Yang pertama, ditemukan, dilihat atau didengar oleh para maharsi ketika jiwa mereka bersatu dengan Tuhan, dalam agama Hindu ini disebut Samadhi / Anubhava. Cara kedua, adalah Tuhan sendiri menjelma ke Bumi sebagai manusia, disebut Avatara, dan menyampaikan ajarannnya secara langsung kepada manusia, seperti Krishna yang lahir ke dunia dan menyampaikan ajarannya secara langsung kepada manusia seperti Krishna yang lahir ke dunia dan menyampaikan ajarannya langsung kepada arjuna. Jadi perantara atau melalui ilham tetapi scara langsung diperoleh dari sumbernya yaitu Tuhan sendiri, yang dalam agamaku disebut Brahman. Atau diajarkan secara langsung oleh Tuhan sebagai Avatara kepada manusia.

(T) : Tentu saja kitab suciku lebih baik, lebih asli.
(AH) : Itu kan keyakinanmu. Tetapi kenapa kitab sucimu yang katanya diturunkan dari Tuhan di langit, terdapat banyak kesalahan, seperti misalnya dikatakan bumi ini datar seperti hamparan tikar, padahal bumi ini bundar ; atau matahari mengelilingi bumi, padahal bumi yang mengelilingi matahari sambil berputar pada orbitnya. Jika betul kitab sucimu sepenuhnya buatan Tuhan, harusnya tidak ada kesalahan sedikitpun. Disamping itu kitab sucimu juga penuh berisi ancaman, kutukan, kata-kata kebencian dan kekerasan? Kata-kata semacam itu tidak ditemukan di dalam kitab suci Hindu.

6. Tiga jenis agama

(T) : Jadi agama-mu juga agama langit?
(AH) : Aku tidak suka sebutan agama langit itu
.
(T) : Kenapa?
(AH) : Pertama, nama agama langit itu mengesankan bahwa Tuhan itu bersembunyi di langit. Menurut keyakinanku, seperti sudah kujelaskan sebelumnya, Tuhan ada di mana-mana, termasuk di bumi ini, tetapi tidak dapat dilihat oleh mata jasmani kita, karena Tuhan bersifat rohani. Kedua, agama langit mengesankan agama untuk para penghuni langit, bukan untuk manusia yang hidup di permukaan bumi
.
(T) : Jadi agama-mu termasuk golongan agama apa?
(AH) : Ada beberapa penggolongan agama. Ada yang menggolongkan agama-agama sebagai (1) agama suku, seperti Shinto; (2) agama hukum, seperti agama islam dan Yahudi ; (3) agama pembebasan seperti agama Hindu, Buddha dan Kristen. Ada yang menggolongkan agama berdasarkan wilayah, seperti rumpun Yahudi (sekarang disebut agama-agama Abrahamik) seperti agama Yahudi, Kristen, dan Islam, dan agama timur, seperti agama Hindu, Buddha, Jaina, Sikh, Konghucu, Shinto dan Tao. Ada yang menggolongkan agama menjadi agama kenabian, agama etnis dan agama universal, seperti yang dibuat oleh Prof Dr. Ramdas Lamb, Associate Professor, Dept. of Religion, university of Hawaii
.
(T) : Coba Jelaskan ..
(AH) : Ada tiga jenis agama. Pertama, agama kenabian, yaitu agama yang berpusat pada ajaran dan kehidupan seorang nabi. Di dalam agama jenis ini kesetiaan kepada satu jenis pengajaran menjadi penting. Kebenaran mereka adalah satu-satunya kebenaran dan harus diikuti. Ini adalah jenis kesadaran yang ada di dalam Kekristenan dan Islam. Jika anda adalah orang Kristen atau Islam anda baik dan akan pergi ke sorga tetapi semua yang lain akan pergi ke neraka. Bagi orang Kristen atau Islam yang baik, Kekristenan atau islam itu adalah lebih penting dibanding keluarga anda, dibanding komunitas anda dan bahkan lebih penting dibanding Negara anda. Maka agama anda menjadi lebih penting dibanding ibu bapak anda dan saudara anda. Anda dapat meninggalkan setiap orang tetapi bukan Kekristenan atau Islam.
Jadi dalam hal ini, toleransi kepada orang lain adalah jelek dan konsep tentang toleransi tidak hadir. Ketika anda bertobat menjadi agama profetik macam ini anda mendapatkan sikap bahwa anda akan ke sorga sedangkan yang lain akan ke neraka. Anda benar dan yang lain adalah salah. Ini bisa
bahkan menjadikan anda sedikit sombong.”

(T) : Jenis kedua?
(AH) : Tipe yang kedua adalah agama etnik. Agama macam ini didasarkan pada suatu kelompok orang. Jika anda tidak menjadi milik etnisitas itu anda tidak bisa jadi bagian dari agama itu. Sebagai contoh jika anda bukan orang Jepang anda tidak bisa menjadi seorang Shinto. Jadi ini adalah suatu konsep yang sangat kecil tentang agama. Agama macam ini sangat diikat oleh genetika.
(T) : Jenis ketiga?
(AH) : Tipe yang ketiga adalah salah satu dari agama universal dan Hindu adalah salah satu dari agama universal atau agama dunia utama. Hindu adalah agama non-konversi terbesar. Ini adalah agama yang tidak melakukan proselitasi. Ketika anda menjadi seorang penganut suatu agama universal, anda mendapat kesadaran. Tujuan dari agama universal adalah untuk memperluas kesadaran. Maka kita bertumbuh dan kita menambahkan, kita tidak mengurangi. Anda menambah kesadaran dan menambah keawasan.

(T): Apa sih artinya?
(AH) : Artinya agama universal itu mengajarkan tiap manusia adalah satu jiwa dan jiwa tidak mempunyai batasan apapun. Oleh karena itu otak anda tidak diikat oleh batas-batas apapun
Menurutku, agama kenabian itu, sebenarnya agama tribal (suku) yang diglobalkan dengan kekerasan. Kenapa? Karena agama ini menghancurkan budaya-budaya religius asli dan digantikan dengan budaya suku dari mana nabi itu berasal. Sedangkan agama universal memelihara budaya yang sudah ada dan hidup dalam jiwa dari setiap pemeluk agama ini. Karena itu agama universal memelihara keanekaragaman
*Tambahan seperti pelaksanaan sembahyang di Bali / Indonesia berbeda dengan di India berbeda pula di Luar negeri disesuaikan dengan budaya kita masing-masing tanpa pemaksaan tapi satu tujuan.
Catatan : Robert Z. Zaecher, sejarahwan agama terkemuka Inggris mengatakan “Di dalam keluarga agama-agama, Agama Hindu adalah seorang Ibu bijaksana yang mengetahui semuanya. Pustaka sucinya, Weda, menyatakan, ‘Kebenaran adalah satu, tetapi orang-orang bijaksana menyebutnya dengan nama-nama berbeda.’ Seandainya Islam, dan semua kitab suci agama monoteis lainnya, telah mempelajari pelajaran itu, semua sejarah mengerikan dari perang-perang agama (yang mereka lakukan) mungkin telah dapat dihindarkan. Di mana agama yang lain mempunyai Tuhan berkata, seperti Krishna di dalam Bhahgavad Gita, ‘ Semua jalan menuju kepada-Ku.’”
Ia menyesal bahwa : “seandainya Gereja mempunyai pemahaman untuk mengizinkan begitu banyak pendekatan kepada Tuhan, betapa akan lebih waras sejarahnya!”

7. Manusia Pertama
(T) : Di dalam agamaku manusia pertama adalah Adam atau nabi Adam. Siapa manusia pertama menurut agama Hindu?
(AH) : Kami tidak tahu siapa , manusia pertama di dalam agama Hindu.
(T) : Kenapa?
(AH) Karena agama Hindu percaya bahwa alam semesta ini diciptakan secara evolusi. Dalam Taitirinya Upanisad, dikatakan bahwa ether (akhasa) dating dari Atman, udara, dari ehther, api dari udara, air dari api, dan bumi dari air. Tumbuhan dari bumi, makanan dari tumbuhan, dan manusia dari makanan. Memang tidak sama dengan teori evolusinya Darwin, yang bersifat materi. Tetapi kedua teori evolusi ini meliliki kemiripan, bahwa alam semesta serta isinya diciptakan dan berkembang secara perlahan. Bukan diciptakan dalam enam hari seperti kitab suci anda. Lagi pula menurut saya Adam adalah semacam legenda dari bangsa Yahudi bukan suatu kisah sejarah atau kisah sebenarnya.
(T) : Mengapa demikian ?
(AH) : Di dalam kitab sucimu dikatakan, setelah menciptakan Adam dari tanah liat, Tuhan menciptakan Eva (Hawa) dari salah satu tulang rusuk Adam. Tuhan menempatkan mereka di taman Edden. Karena mereka memakan buah pohon pengetahuan, Tuhan marah dan mengusir mereka dari sorga ke bumi. Di bumi mereka mempunyai dua anak laki-laki, Abil dan Cain. Setelah kedua anak laki-laki ini dewasa mereka kawin dengan dua anak perempuan. Nah siapa kedua anak perempuan ini? Pastilah anak dari orang tua yang sebaya dengan Adam dan Eva (Hawa). Jadi, Adam bukanlah manusia pertama, karena di samping ternyata dia sudah ada orang lain yang menjadi besannya/mertua nya, atau mertua anak-anaknya. Kawan, di AS, ajaran tentang penciptaan alam semesta 6 hari (kreasionis) dilarang diajarkan di sekolah-sekolah. Yang boleh diajarkan hanyalah penciptaan alam semesta menurut teori evolusi.
(T) : Menurut agamaku, manusia dibuat dari tanah liat, dari debu padang pasir dari air kotor. Menurut Hindu dari apakah manusia dibuat?
(AH) : Di dalam agamaku manusia dibuat dari dua unsur yaitu materi (prakerti) dan jiwa (purusa). Bukan dari bahan hina. Jadi menurut agamaku manusia pada intinya adalah suci, bukan dosa atau budak
Catatan :
Sir Monier-Williams, ahli tentang India (Indolog) dan penyusun kamus Sansekerta Inggris yang paling lengkap mengatakan : “ Orang-orang Hindu, adalah pencipta evolusi, berabad-abad sebelum Darwi dan doktrin Evolusi diterima oleh para ilmuan dewasa kini.”



Bersambung .........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar